Rezeki Tiga Potong Wafer

Bogor, 9 Mei 2013

Ini kisah ku kemarin. Dalam rangka program “Qiqin Sholehah”, aku bertekad untuk meningkatkan intensitas ku untuk ibadah kepada Allah SWT. Beragam kegiatan cba ku rencanaan untuk rutin ku lakukan, Salah satunya adalah puasa sunnah nabi daud yaitu berpuasa secara berselang seling-sehari puasa, sehari tidak-. Sebenarnya niatan untuk puasa sunnah senin kamis pun pernah menjadi programku beberapa waktu yng lalu. Namun gagal sering menghampiri. Setiap kali mau berpuasa padahal malamnya sudah bernit dan bertekad namun kebiasaan untuk makan di pagi hari menjadi cobaan terberat. Kealpaanku untuk menerima tawaaran makanan dari teman-teman di setiap pagi padahal sedang berpuasa. Biasanya kalau nggak aku yang ngajak makan bareng, ada aja yang ngajak buat makan bareng dengan lauk pauk yang mereka miliki. Terkadang juga ditawarin makanan ringan, susu atau teh manis. Rasa berbagi dan kekeluargaan ami memang seperti ini di tempat ku tinggal di bogor selama menempuh cita-cita. Indah.

Nah, itulah dia yang membuatku nggak ngelanjutin puasanya, karena aku selalu gagal di waktu awal-awal. Gagal dengan cobaan, belum bisa menahan diri, dan penyakit lupa yang terus menghinggap. Walaupun menurut ilmu yang ku dapat sih kalo kita puasa dan lupa terlanjur makan, maka puasanya itu tidak batal. Tapi yah, keterlanjuran itu buat ku menyerah dan nggak lanjutin deh puasanya, mungkin karena pas awal-awal kali ya lupanya.

Kemarin lain lagi. Aku berpuasa pada hari itu sesuai dengan program yang telah ku canangkan seerti yang telah ku ceritakan sebelumnya. Dari pagi hingga siang hari alhamdulillah aku dapat menahan diri. Menahan diri salahsatunya dari lezatnya wangi gorengan yang masih hangat yang dibeli temanku di kantin. Hmhmh rasa banya masih ku ingat sekarang. Haha…. kegiatan ku pun berlanjut. Sekitar jam 15.00 saya dan teman ada janji bertemu dengan dosen  tetapi di waktu yang dijanjikan itu sang dosen masih ada rapat. Alhasil kami menunggu. Sebelumnya kami juga ada agenda lain jam 16.00, jadi kami berniat kalau sudah jam 16.45 akan pulang saja kalau sang dosen belum selesai rapat. Dan benar, 16.45 sang dosen belum muncul. Saat kami mau mulai beranjak, ternyata orang yang kita-tunggu-tunggu sudah datang. Oke, kita masuk, tapi kami di selak *(apa ya bahasa indonesianya kata ini?)  oleh orang lain. Lelaki yang kira-kira berumur 35 tahun, berkemeja biru membawa tas kerja berwarna hitam. Kami kalah gesit. Ok nggak apalah. Jadi kita menunggu di meja tamu di ruangan itu. Di ruangan itu ada setoples wafer coklat dan permen. Salah seorang dari kami sudah mulai membuka toples yang setengahnya berisi permen tamarin dan hyperdent, kita ambilah satu-satu permen itu. Nah biskuit wafer ini nih, rasanya menggoda sekali. Kami saling berpandangan. Memberi isyarat “ayooo kita makan wafer itu”. Mungkin juga geng wafer dalam toples itu juga berteriak “ayoooo keluarkan aku dari sini, makanlah aku…”. ok, ku beranikan diri untuk mengambil toples itu dari meja. Sekuat tenaga ku mencoba membukanya.Mata teman-temanku masih mengawasi tingkahku, karena takut tiba-tia sang dosen menghampiri disaat yang tak tepat seperti itu. Kok ngga bisa di buka ya. Ternyata toplesnya masih di segel. Dengan penuh kepercayaan diri ku buka segelnya dan ku buka toplesnya. Di dalam toples itu berisi wafer coklat merk nisin yang berjejer rapih dan diselimuti plastik di dalamnya. Dengan penuh kehati-hatsian plastik di buka. Kami meminimalisir suara gaduh. Sementara sang dosen masih berbincang-bincang di ruangan dengan tamu si lela berbaju biru tadi. Satu persatu kami makan wafer itu . tiga potong wafer sudah ku makan. Berniat pula untuk membawa beberapa potong untuk di awa pulang buat teman-teman ku di asrama. Teteapi kuurungkan niat itu karena aku nggak mmbawawadah atau plastik untuk membungkus wafer. Sial, Pdahal biasanya ku simpan plastik untuk persiapan hal-hal yang tak terduga. Sik kita makan dan ternyata sudah jam 4 kurang 2 menit.  Akhirnya kitakeluar ruagan. Berpisah di luar gedungyang berbentuk seperti iramida mesir itu. Saat beberapa langkah ku mensyukuri nikmat tadi makan wafer gratis, walaupun nggak jadi ketemu dosennya. Dan rasa wafer itu masih ada dalam ruang mulut ini. Dan disaat itu juga aku barumenyadari kalau hari ini aku puasa. Ya Allah … Lupa. Sepanjang jalan menuju tempat tujuan ku aku meludah sampai ruang ini rasanya sudah kering. Ku sms temanku… “cuy, ternyata gw puasa. Lupa….”. dan dia bales” yaudah qin, itu rezeki, lanjutin aja puasanya”.

Leave a comment